Bibir biasanya sukar melafazkan apa yang hati ingin luahkan kerana terbatasnya manusia itu dengan rasa malu dan rendah diri. Luahan dengan kemudahan ini di atas permukaan apa pun, menjadi utusan untuk hati berbicara...
Wahai insan teraniaya
Wahai insan teraniaya,
Jangan lah kau bersedih,
Jangan lah kau berasa tidak berguna,
Bangkit lah dari kesedihan itu,
Karena kau mampu,
Karena kau lebih kuat dari yang kau sangkakan,
Karena Tuhanmu tidak akan menurunkan dugaan jika Dia rasakan kau tidak mampu melaluinya.
Wahai insan teraniaya,
Jangan lah kau lakukan apa yang kau niat,
Jangan lah membalas perbuatannya kembali,
Mahupun membalasnya pada yang lain,
Karena kau akan menjadi kejam seperti orang yang menganiaya mu,
Kau akan jadi seperti yang kau tidak sukai,
Yang kau hina di dalam hati selama ini.
Jangan.
Lepaskan lah perasaan itu,
Perasaan dendam itu.
Walaupun kau tidak mendoakan yang tidak enak,
Tapi kau tahu bukan, hidup ini seperti roda,
Berputar.
Orang yang berada di bawah,
Akan berada di atas,
Dan orang yang berada di atas,
Tidak selamanya berada di atas.
Kau tahu bukan dengan Kekuasaan Tuhan mu,
kau tahu bukan dengan Kebesaran Tuhan mu,
Kau tahu bukan Tuhan mu Mampu melakukan apa saja,
Jadi serah lah segalanya pada Tuhan mu.
Tanamkan pada diri,
Setiap perbuatan,
Baik mahupun jahat,
Semuanya ada balasannya.
Jadi bersabarlah dengan setiap ujian,
Semoga kita peroleh yang terbaik di hujung jalan.
Rasulullah saw. bersabda:
“Tiga do’a yang dikabulkan, yaitu do’a orang yang berpuasa, do’a orang yang bepergian,
dan do’a orang yang teraniaya.” (HR. Uqaili, dari Abu Hurairah)
”Ada tiga doa yang tak akan ditolak oleh Allah SWT,
yakni doa orang tua kepada anaknya,
doa orang yang teraniaya,
dan doa seorang musafir.” (HR. Abu Hurairah)
Dari Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu
bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Artinya : Takutlah kepada doa orang-orang yang teraniyaya
, sebab tidak ada hijab antaranya dengan Allah
(untuk mengabulkan)”.(Shahih Muslim, kitab Iman 1/37-38)
Orang teraniaya atau orang yang dizhalimi
yaitu orang yang diperlakukan secara tidak benar oleh orang lain.
Orang-orang ini tidak mendapatka hak yang wajib diterimanya.
Misalnya, seseorang menagih uangnya kepada orang lain,
tetapi yang ditagih ternyata mengingkari hutangnya.
Penagih semacam ini termasuk dalam kategori orang yang teraniaya.
Seorang buruh menutut gaji kepada majikannya.
Oleh majikan gaji tersebut tidak dibayarkan
atau dibayar kurang dari seharusnya dia terima.
Buruh semacam ini termasuk orang-orang yang teraniaya.
Contoh lain ialah sesorang dituduh melakukan suatu kejahatan,
padahal yang bersangkutan sama sekali tidak melakukannya.
Ia lalu dijatuhi hukuman.
Seorang istri tidak diberi wang belanja oleh suaminya,
bahkan disuruh mencari nafkah sendiri.
Orang-orang ini termasuk golongan yang teraniaya.
Bilamana orang yang yang teraniaya memohon kepada Allah
agar membinasakan penganiayanya,
maka do’anya dijanjikan oleh Allah akan dikabulkan. Karena itu,
kita wajib takut kepada orang-orang yang teraniaya oleh perbuatan kita.
Sebab walaupun mereka tidak mampu membalas kejahatan kita secara langsung,
namun do’a mereka akan menjadi senjata yang ampuh
untuk menghancurkan kita melalui adzab dan siksa yang diturunkan oleh Allah.
Sebuah contoh dalam sejarah yang dikemukakan oleh Allah dalam Al-Qur’an
ialah tindakan Fir’aun yang berbuat aniaya dan zhalim kepada kaum Nabi Musa.
Walaupun kaum Nabi Musa tidak mampu membalas kezhaliman Fir’aun
secara langsung dan bahkan Musa dengan kaumnya dikejar-kejar
oleh Fir’aun secara langsung dan bahkan Musa dengan kaumnya dikejar-kejar
oleh Fir’aun dan tentaranya untuk dibunuh,
namun ternyata allah yang membalas kezhaliman Fir’aun dan tentaranya.
Allah menenggelamkan mereka di Laut Merah ketika mengejar Musa dan Kaumnya.
Jadi,
yang langsung menghancurkan dan menghukum Fir’aun
dan pasukannya adalah Allah sendiri.
Kejadian ini wajib menjadi pelajaran bagi kita
dimana saja dan bila masa saja
bahwa orang-orang yang teraniaya dekat dengan Allah.
Allah selalu memberikan pembelaan dan pertolongan
kepada mereka untuk membalas orang-orang yang menganiayanya.
Orang-orang yang teraniaya tidak perlu berputus asa
menghadapi keperkasaan dan kekuatan penganiayanya.
Mereka dijanjikan oleh Allah untuk mendapat pembelaan,
perlindungan, dan pertolongan guna melawan penganiaya itu.
Cara memperoleh jaminan tersebut adalah dengan selalu berdo’a kepada Allah
agar para penganiaya itu mendapat adzab dan siksa dari Allah
sehingga mereka tidak bermaharajalela berbuat kezhaliman
ditengah masyarakat. Karena itu,
mereka seharusnya tidak meremehkan senjata do’a
sebagai saran melawan kezhaliman orang-orang yang berbuat zhalim,
karena permohonan mereka dikabulkan oleh Allah.
Sebaliknya, orang-orang yang suka menganiaya
seharusnya takut dan berhati-hati menghadapi orang-orang yang teraniaya,
karena orang-orang yang teraniaya itu pasti dibela dan dilindungi oleh Allah.
Permohonan apa saja untuk penganiayanya akan dikabulkan oleh Allah.
Wahai insan teraniaya,
Jangan lah kau bersedih,
Jangan lah kau berasa tidak berguna,
Bangkit lah dari kesedihan itu,
Karena kau mampu,
Karena kau lebih kuat dari yang kau sangkakan,
Karena Tuhanmu tidak akan menurunkan dugaan jika Dia rasakan kau tidak mampu melaluinya.
Wahai insan teraniaya,
Jangan lah kau lakukan apa yang kau niat,
Jangan lah membalas perbuatannya kembali,
Mahupun membalasnya pada yang lain,
Karena kau akan menjadi kejam seperti orang yang menganiaya mu,
Kau akan jadi seperti yang kau tidak sukai,
Yang kau hina di dalam hati selama ini.
Jangan.
Lepaskan lah perasaan itu,
Perasaan dendam itu.
Walaupun kau tidak mendoakan yang tidak enak,
Tapi kau tahu bukan, hidup ini seperti roda,
Berputar.
Orang yang berada di bawah,
Akan berada di atas,
Dan orang yang berada di atas,
Tidak selamanya berada di atas.
Kau tahu bukan dengan Kekuasaan Tuhan mu,
kau tahu bukan dengan Kebesaran Tuhan mu,
Kau tahu bukan Tuhan mu Mampu melakukan apa saja,
Jadi serah lah segalanya pada Tuhan mu.
Tanamkan pada diri,
Setiap perbuatan,
Baik mahupun jahat,
Semuanya ada balasannya.
Jadi bersabarlah dengan setiap ujian,
Semoga kita peroleh yang terbaik di hujung jalan.
Rasulullah saw. bersabda:
“Tiga do’a yang dikabulkan, yaitu do’a orang yang berpuasa, do’a orang yang bepergian,
dan do’a orang yang teraniaya.” (HR. Uqaili, dari Abu Hurairah)
dan do’a orang yang teraniaya.” (HR. Uqaili, dari Abu Hurairah)
”Ada tiga doa yang tak akan ditolak oleh Allah SWT,
yakni doa orang tua kepada anaknya,
doa orang yang teraniaya,
dan doa seorang musafir.” (HR. Abu Hurairah)
yakni doa orang tua kepada anaknya,
doa orang yang teraniaya,
dan doa seorang musafir.” (HR. Abu Hurairah)
Dari Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu
bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Artinya : Takutlah kepada doa orang-orang yang teraniyaya
, sebab tidak ada hijab antaranya dengan Allah
(untuk mengabulkan)”.(Shahih Muslim, kitab Iman 1/37-38)
, sebab tidak ada hijab antaranya dengan Allah
(untuk mengabulkan)”.(Shahih Muslim, kitab Iman 1/37-38)
Orang teraniaya atau orang yang dizhalimi
yaitu orang yang diperlakukan secara tidak benar oleh orang lain.
Orang-orang ini tidak mendapatka hak yang wajib diterimanya.
Misalnya, seseorang menagih uangnya kepada orang lain,
tetapi yang ditagih ternyata mengingkari hutangnya.
Penagih semacam ini termasuk dalam kategori orang yang teraniaya.
Seorang buruh menutut gaji kepada majikannya.
Oleh majikan gaji tersebut tidak dibayarkan
atau dibayar kurang dari seharusnya dia terima.
Buruh semacam ini termasuk orang-orang yang teraniaya.
yaitu orang yang diperlakukan secara tidak benar oleh orang lain.
Orang-orang ini tidak mendapatka hak yang wajib diterimanya.
Misalnya, seseorang menagih uangnya kepada orang lain,
tetapi yang ditagih ternyata mengingkari hutangnya.
Penagih semacam ini termasuk dalam kategori orang yang teraniaya.
Seorang buruh menutut gaji kepada majikannya.
Oleh majikan gaji tersebut tidak dibayarkan
atau dibayar kurang dari seharusnya dia terima.
Buruh semacam ini termasuk orang-orang yang teraniaya.
Contoh lain ialah sesorang dituduh melakukan suatu kejahatan,
padahal yang bersangkutan sama sekali tidak melakukannya.
Ia lalu dijatuhi hukuman.
Seorang istri tidak diberi wang belanja oleh suaminya,
bahkan disuruh mencari nafkah sendiri.
Orang-orang ini termasuk golongan yang teraniaya.
padahal yang bersangkutan sama sekali tidak melakukannya.
Ia lalu dijatuhi hukuman.
Seorang istri tidak diberi wang belanja oleh suaminya,
bahkan disuruh mencari nafkah sendiri.
Orang-orang ini termasuk golongan yang teraniaya.
Bilamana orang yang yang teraniaya memohon kepada Allah
agar membinasakan penganiayanya,
maka do’anya dijanjikan oleh Allah akan dikabulkan. Karena itu,
kita wajib takut kepada orang-orang yang teraniaya oleh perbuatan kita.
Sebab walaupun mereka tidak mampu membalas kejahatan kita secara langsung,
namun do’a mereka akan menjadi senjata yang ampuh
untuk menghancurkan kita melalui adzab dan siksa yang diturunkan oleh Allah.
agar membinasakan penganiayanya,
maka do’anya dijanjikan oleh Allah akan dikabulkan. Karena itu,
kita wajib takut kepada orang-orang yang teraniaya oleh perbuatan kita.
Sebab walaupun mereka tidak mampu membalas kejahatan kita secara langsung,
namun do’a mereka akan menjadi senjata yang ampuh
untuk menghancurkan kita melalui adzab dan siksa yang diturunkan oleh Allah.
Sebuah contoh dalam sejarah yang dikemukakan oleh Allah dalam Al-Qur’an
ialah tindakan Fir’aun yang berbuat aniaya dan zhalim kepada kaum Nabi Musa.
Walaupun kaum Nabi Musa tidak mampu membalas kezhaliman Fir’aun
secara langsung dan bahkan Musa dengan kaumnya dikejar-kejar
oleh Fir’aun secara langsung dan bahkan Musa dengan kaumnya dikejar-kejar
oleh Fir’aun dan tentaranya untuk dibunuh,
namun ternyata allah yang membalas kezhaliman Fir’aun dan tentaranya.
Allah menenggelamkan mereka di Laut Merah ketika mengejar Musa dan Kaumnya.
Jadi,
yang langsung menghancurkan dan menghukum Fir’aun
dan pasukannya adalah Allah sendiri.
Kejadian ini wajib menjadi pelajaran bagi kita
dimana saja dan bila masa saja
bahwa orang-orang yang teraniaya dekat dengan Allah.
Allah selalu memberikan pembelaan dan pertolongan
kepada mereka untuk membalas orang-orang yang menganiayanya.
ialah tindakan Fir’aun yang berbuat aniaya dan zhalim kepada kaum Nabi Musa.
Walaupun kaum Nabi Musa tidak mampu membalas kezhaliman Fir’aun
secara langsung dan bahkan Musa dengan kaumnya dikejar-kejar
oleh Fir’aun secara langsung dan bahkan Musa dengan kaumnya dikejar-kejar
oleh Fir’aun dan tentaranya untuk dibunuh,
namun ternyata allah yang membalas kezhaliman Fir’aun dan tentaranya.
Allah menenggelamkan mereka di Laut Merah ketika mengejar Musa dan Kaumnya.
Jadi,
yang langsung menghancurkan dan menghukum Fir’aun
dan pasukannya adalah Allah sendiri.
Kejadian ini wajib menjadi pelajaran bagi kita
dimana saja dan bila masa saja
bahwa orang-orang yang teraniaya dekat dengan Allah.
Allah selalu memberikan pembelaan dan pertolongan
kepada mereka untuk membalas orang-orang yang menganiayanya.
Orang-orang yang teraniaya tidak perlu berputus asa
menghadapi keperkasaan dan kekuatan penganiayanya.
Mereka dijanjikan oleh Allah untuk mendapat pembelaan,
perlindungan, dan pertolongan guna melawan penganiaya itu.
Cara memperoleh jaminan tersebut adalah dengan selalu berdo’a kepada Allah
agar para penganiaya itu mendapat adzab dan siksa dari Allah
sehingga mereka tidak bermaharajalela berbuat kezhaliman
ditengah masyarakat. Karena itu,
mereka seharusnya tidak meremehkan senjata do’a
sebagai saran melawan kezhaliman orang-orang yang berbuat zhalim,
karena permohonan mereka dikabulkan oleh Allah.
Sebaliknya, orang-orang yang suka menganiaya
seharusnya takut dan berhati-hati menghadapi orang-orang yang teraniaya,
karena orang-orang yang teraniaya itu pasti dibela dan dilindungi oleh Allah.
Permohonan apa saja untuk penganiayanya akan dikabulkan oleh Allah.
menghadapi keperkasaan dan kekuatan penganiayanya.
Mereka dijanjikan oleh Allah untuk mendapat pembelaan,
perlindungan, dan pertolongan guna melawan penganiaya itu.
Cara memperoleh jaminan tersebut adalah dengan selalu berdo’a kepada Allah
agar para penganiaya itu mendapat adzab dan siksa dari Allah
sehingga mereka tidak bermaharajalela berbuat kezhaliman
ditengah masyarakat. Karena itu,
mereka seharusnya tidak meremehkan senjata do’a
sebagai saran melawan kezhaliman orang-orang yang berbuat zhalim,
karena permohonan mereka dikabulkan oleh Allah.
Sebaliknya, orang-orang yang suka menganiaya
seharusnya takut dan berhati-hati menghadapi orang-orang yang teraniaya,
karena orang-orang yang teraniaya itu pasti dibela dan dilindungi oleh Allah.
Permohonan apa saja untuk penganiayanya akan dikabulkan oleh Allah.
No comments:
Post a Comment